Tanpa Pamit, PT Toshida Ekploitasi ‘Tanah Merah’ di Koltim: Puluhan Hektar telah Dikeruk, Plt. Bupati Yosep Sahaka Mengaku Belum Tahu

Investigasitimes.com, Koltim – Aktivitas pertambangan yang diduga dilakukan oleh PT Toshida Indonesia khususnya di wilayah Desa Taore, Kecamatan Aere, Kabupaten Kolaka Timur (Koltim) ternyata belum diketahui sama sekali oleh Plt. Bupati Yosep Sahaka.

Kegiatan pertambangan yang berjalan tanpa pamit atau sepengetahuan pemerintah daerah ini dinilai berpotensi merugikan Koltim. Baik dari sisi Dana Bagi Hasil (DBH) maupun terhadap pajak daerah yang seharusnya menjadi hak pemerintah setempat.

“Saya belum tahu itu (soal aktivitas pertambangan),” ujar Yosep Sahaka ketika dikonfirmasi, Selasa (7/10/2025).

Yosep menegaskan, akan segera mengambil langkah untuk memastikan kebenaran aktivitas pertambangan tersebut.

“Kita akan cari waktu untuk turun bersama DPRD dan pihak Polres Koltim. Karena ini sangat merugikan daerah kita,” tegas Yosep.

Sementara itu, informasi yang dihimpun dari Plt. Kabag Pemerintahan Setda Koltim, Muh.Faisal mengungkapkan, bahwa aktivitas pertambangan PT Toshida sudah cukup meluas di wilayah Koltim. Diperkirakan jumlahnya mencapai puluhan hektar.

“Kemarin saya bersama Camat Aere turun langsung ke lokasi untuk melihat batas antara Desa Taore dengan desa di wilayah Kabupaten Kolaka. Dan ternyata, area pertambangan Toshida sudah cukup jauh memasuki wilayah Koltim,” jelas Faisal.

Menurutnya, awalnya hanya sekitar 5 hektar wilayah Koltim yang tersentuh aktivitas tambang. Namun hasil pengecekan terakhir menunjukkan telah mencapai puluhan hektar yang dibuka.

“Bahkan mereka (PT Toshida) sudah membangun basecamp di wilayah Koltim dan menggunakan armada pengangkut besar,” ujarnya.

Faisal pula mengaku telah menemui pihak manajemen lapangan Toshida, namun pihak perusahaan memilih untuk tidak membicarakan hal itu di lokasi.

“Saat kami datangi, mereka meminta agar dibahas di kantor saja. Tapi anehnya, sebelumnya mereka bilang mau berkunjung ke Pemda Koltim, tapi sampai sekarang tidak pernah datang. Nomor kontak mereka pun sulit dihubungi,” katanya.

Lebih parah lagi, material hasil tambang dari wilayah Koltim disebut dipindahkan ke area stock file di wilayah Kabupaten Kolaka.

“Material dari wilayah Koltim dibawa keluar dan disimpan di stock file Kolaka. Ini jelas merugikan kita,” tegas Faisal.

Terakhir, Faisal juga menyebut bahwa, aktivitas PT Toshida di wilayah Koltim sebelumnya sudah pernah dilaporkan Camat Aere kepada Bupati Koltim sebelumnya, Abdul Azis (sebelum ditangkap KPK).

“Hanya saja waktu itu belum ada aktivitas. Tapi sekarang sudah ada kegiatan besar, bahkan lahan warga pun mulai terdampak,” ungkapnya.

 

Pos terkait

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *