Investigasitimes.com, Koltim – Pembangunan Rumah Sakit Umum Daerah (RSUD) Kolaka Timur (Koltim) dipastikan terus berlanjut, meskipun sempat mengalami kendala akibat putus kontrak dengan penyedia jasa sebelumnya.
Pemerintah Kabupaten Kolaka Timur (Koltim) memastikan bahwa Proyek Strategis Nasional (PSN) ini tetap menjadi prioritas utama.
Langkah itu diambil sebagai bentuk komitmen pemerintah daerah dalam mewujudkan fasilitas kesehatan yang memadai dan berkualitas bagi seluruh warga Kolaka Timur.
Saat ini, progres pembangunan Rumah Sakit Umum Daerah Koltim tengah memasuki tahap lelang (tender ulang) guna mencari penyedia jasa baru yang kompeten.
“Meskipun saat ini pembangunannya dihentikan atau diputus kontrak, akan tetapi progres untuk pembangunannya kedepan tetap dilanjutkan,” demikian ditegaskan Plt.Bupati Koltim, Yosep Sahaka SPd MPd saat diwawancara usai menghadiri paripurna DPRD Koltim tentang penetapan APBD Perubahan, Selasa (30/9/2025).
Pemerintah Daerah Kolaka Timur sendiri, Lanjut Yosep juga telah berkoordinasi dengan Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK) terkait kelanjutan pembangunan RSUD Koltim.
“Kami sempat mempertanyakan kelanjutan proyek ini kepada pihak KPK, dan kami mendapatkan jawaban bahwa pembangunan tetap dapat dilanjutkan, asalkan mengikuti prosedur yang berlaku dan mengganti penyedia jasa yang bermasalah,” jelasnya.
Plt. Bupati Yosep berharap agar supaya penyedia jasa yang nantinya ditunjuk sebagai pemenang benar-benar mengerjakan pembangunan rumah sakit sesuai dengan jadwal yang telah ditetapkan.
“Semoga pula, tidak terjadi hal-hal yang kita tidak inginkan lagi, sehingga tidak menghambat pembangunan dan penyelesaian pembangunan rumah sakit tersebut. Masyarakat pula dapat segera menikmati fasilitas kesehatan yang lebih baik dan memadai,” tandasnya.
Sekedar informasi, Rumah Sakit Umum Daerah Koltim merupakan salah satu lokus Public Health Training Center (PHTC) dalam tahun 2025 ini.
Untuk anggaran pembangunannya sendiri dialokasikan sebesar Rp.170 Milyar.
Anggaran yang diterima terbagi dalam dua skema. Pertama, berasal dari bantuan pemerintah pusat langsung dari Kementerian Kesehatan untuk 20 rumah sakit serta kedua dari Dana Alokasi Khusus (DAK) yang diberikan kepada dua belas rumah sakit (salah satunya sudah termasuk RSUD Koltim).
Pembangunan Rumah Sakit Umum Daerah Koltim pula merupakan program prioritas dari Presiden RI, Prabowo Subianto guna mendukung pembangunan sektor kesehatan pada daerah-daerah yang belum memiliki fasilitas rumah sakit tipe C.
Pada tanggal 25 Juli 2025 atau perhitungan Minggu ke-19, realisasi dari progres pembangunan fisik RSUD Koltim telah mencapai 26,347 persen. Persentase itu melampaui dari target rencana awal yang mana mampu dicapai hingga pada posisi 25,777 persen.
Pencapaian tersebut sekaligus menjadikan pembangunan RSUD Koltim sebagai salah satu daerah tercepat dalam realisasi pembangunan RSUD dari 12 daerah penerima Dana Alokasi Khusus (DAK) Program Hasil Terbaik Cepat (PHTC) secara nasional.
Untuk penyelesaian pembangunan RSUD Koltim ditargetkan selesai pada 31 Desember 2025. Sehingga, pada awal tahun 2026 sudah dapat dipergunakan (beroperasi). Sudah bisa melakukan pelayanan kesehatan dengan dukungan fasilitas kesehatan memadai.
Namun, sayangnya ditengah-tengah progres berjalan, terselip sebuah permasalahan hukum menyangkut pembangunan RSUD Koltim. Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK) mengendus dugaan korupsi pada pembangunan RSUD Koltim.
Sehingga dengan begitu, pembangunan RSUD Koltim pun terpaksa dihentikan sementara waktu.
Masyarakat Koltim sangat menantikan rampungnya pembangunan RSUD ini. Mereka berharap RSUD ini dapat segera beroperasi dan memberikan pelayanan kesehatan yang berkualitas dan terjangkau.